“Juru bicara militer Ukraina, Serhiy Cherevatyi mengatakan bahwa 221 tentara pro-Moskow tewas dan lebih dari 300 terluka di Bakhmut. Sementara itu, Kementerian pertahanan Rusia mengatakan bahwa terdapat 210 tentara Ukraina tewas di bagian wilayah Donetsk”
Mata-Hukum, Jakarta – Pihak Rusia dan Ukraina mengklaim bahwa lebih dari 500 tentara mereka menjadi korban tewas dan luka dalam pertempuran selama 24 jam di kota Bakhmut, Ukraina Timur pada Sabtu 12 Maret 2023.
Juru bicara militer Ukraina, Serhiy Cherevatyi mengatakan bahwa 221 tentara pro-Moskow tewas dan lebih dari 300 terluka di Bakhmut. Sementara itu, Kementerian pertahanan Rusia mengatakan bahwa terdapat 210 tentara Ukraina tewas di bagian wilayah Donetsk.
“Kedua belah pihak mengaku menderita dan menimbulkan kerugian yang signifikan di Bakhmut, sementara jumlah pasti korban sulit diverifikasi secara independen,” dikutip dari Reuters, pada Minggu 12 Maret 2023.
Diketahui, pasukan pro-Moskow telah berjuang selama berbulan-bulan untuk merebut Bakhmut, di wilayah timur Donbass. Dari sisi Russia, mereka mengklaim dengan merebut Bakhmut, dapat melubangi pertahanan Ukraina, dan menjadi langkah untuk merebut semua kawasan industri Donbass.
Sedangkan pihak Ukraina bersikeras bahwa mereka harus bertahan di Bakhmut. Bertahan dinilai menjadi satu cara strategi yang ampuh untuk melancarkan serangan balik dari Ukraina.
Sebagai informasi, di pusat kota, Sungai Bakhmutka yang menandai garis depan bertemunya pasukan Russia dan Ukraina memang seringkali menjadi tempat terbuka untuk menjadi ‘zona pembunuhan’.
Intelijen militer Inggris mengatakan bahwa hingga Sabtu 11 Maret 2023, kelompok tentara bayaran Wagner Rusia telah menguasai sebagian besar bagian timur Bakhmut. Pendiri kelompok tentara bayaran Wagner Rusia, Yevgeny Prigozhin mengklaim bahwa hal ini merupakan suatu kemajuan yang signifikan.
“Di pusat kota, Sungai Bakhmutka sekarang menandai garis depan,” kata Kementerian Pertahanan Inggris dalam buletin intelijen hariannya.
Sebagaimana diketahui, sejak invasi penuh Rusia ke Ukraina dimulai pada Februari tahun lalu, puluhan ribu orang telah terbunuh, jutaan orang mengungsi, dan banyak kota di Ukraina hancur lebur.