“Kami begitu prihatin, provokasi oknum2 LSM yang mengatasnamakan pedagang telah membuat penataan pasar yang awalnya kondusif, menjadi rusuh”
Mata-Hukum, Karawang – Bupati Karawang Cellica Nurrachdiana menjelaskan kronologi sebelum terjadinya kerusuhan Rengasdengklok. Bupati menjelaskan ada indikasi banyak anak muda yang dicekoki miras (minuman keras) untuk menyerang dirinya bersama rombongan, pada Rabu 7 Desember 2022. Hal itu disampaikan Cellica di Instagramnya dipantau pada Sabtu 10 Desember 2022.
Bahkan, Cellica menyesalkan niat baik untuk menata pasar Rengasdengklok agar lebih rapi, tertata dan nyaman dibalas dengan lemparan batu, petasan, botol kaca, balok kayu serta acungan samurai dan senjata tajam.
“Kami begitu prihatin, provokasi oknum2 LSM yang mengatasnamakan pedagang telah membuat penataan pasar yang awalnya kondusif, menjadi rusuh,” kata Cellica dalan cuitannya.
“1 orang polisi terluka di bagian kepala karena lemparan batu, dan pecahan botol kaca. Puluhan anak2 muda yang telah dicekoki minuman keras, dijadikan tameng untuk menyerang kami,” ungkap Cellica
Dalam kesemapatan itu, Cellica mengingatkan untuk warga terkhusus pedagang Rengasdengklok, bahwa pemerintah daerah telah melakukan beragam cara untuk menata pasar tersebut.
“Mulai dari sosialisasi selama 4 bulan lamanya kepada para pedagang, relaksasi pembiayaan hingga soal harga kios di pasar baru yang kelak teman-teman tempati, termasuk syarat awning buat para PKL,” terang Bulati Cellica.
Maka dari itu, lanjut Cellica, pihaknya bersama Muspida (Musyawarah Pimpinan Daerah) datang ke Rengasdengklok untuk berdiskusi, berdialog, mendengar dan menangkap keinginan pedagang pasar.
“Tapi mengapa kami justru dibalas dengan kekerasan. Kami ingin para pedagang punya pasar yg rapih, rakyat sejahtera, dagangannya makin laris, tempat usahanya nyaman dan bersih, Dengkloknya lebih tertata, tidak jorok dan bau,” tuturnya
Oleh karena itu lanjut Bupati, Saya, Ketua DPRD, Dandim Kajari,Wakapolres dan Sekda menyempatkan diri datang untuk menemui teman teman pedagang.
Namun sayang, lanjut Cellica karena ulah provokasi oknum, situasi kekeluargaan dan musyarawah yang seharusnya tercipta justru jadi ajang untuk menyerangnya yang tidak membawa apa-apa.
“Kami datang menemui teman-teman pedagang tidak dengan senjata, tidak dengan pentungan, tidak dengan mobil water canon, tidak dengan gas air mata, tidak dengan pasukan pengendali massa,” ungkap Cellica.
“Kami datang ke Dengklok murni ingin mendengar aspirasi pedagang semua. Kami tidak ingin ada kekerasan, kami tidak mau ada satu pun rakyat kami yang terluka,” paparnya.
Cellica berharap para pedagang pasar Rengasdengklok bisa lebih jernih melihat persoalan tempat berdagang itu yang sudah puluhan tahun kumuh, macet, bau dan jorok.
“Jangan mau dimanfaatkan oknum-oknum LSM yang hanya ingin membuat Dengklok tidak kondusif dengan memanfaatkan keberadaan teman2 pedagang. Dengklok milik kita, maju dan mundurnya tergantung kita,” tutup Bupati.
Pemkab VS Pedagang Dengklok Rusuh, Bupati Diusir dengan lemparan Batu.
Kali ini Pemkab Karawang Vs Para pedagang Rengasdengklok, dibuat tak berkutik. Bupati Karawang Cellica bersama rombongan, diusir dengan lemparan batu dan benda lain, hingga memaksa harus lari guna menyelamatkan diri.
Peristiwa Dengklok yang pecah pada, Rabu 7 Desember 2022 itu ikut jadi korban lemparan batu, yaitu Sekda Acep Jamhuri dan seorang personel polisi.
Diduga amuk para pedagang, amarahnya dimana saat masalah ekonomi yang menghimpit mereka, datang masalah baru yang dirasakan sangat membebani yaitu pedagang harus membayar sewa kios.
Hasil pertemuan para pedagang dengan pihak DPRD pada Selasa 7 Desember 2022 lalu yang berlangsung di Gedung DPRD dan Kantor Bupati, para pedagang ” Keukeuh” menolak direlokasi ke pasar baru.
Di tempat terpisah, mantan Ketua DPRD Karawang, H. Karda Wiranata, mengatakan, relokasi para pedagang ke pasar Proklamasi, dinilai sangat memberatkan para pedagang. Terlebih, sangat dirasakan oleh para pedagang, dimana tarip harga kios yang nilainya lumayan Gede alias tinggi harga per unit kiosnya.
Menurut mantan Ketua DPRD Karawang tadi, pihak Pemkab, harus membantu meringankan beban para pedagang, jika mau melakukan relokasi. Dan bukan sebaliknya memberatkan para pedagang, dimana harus membeli kios buatan developer berkantong tebal yang diduga berbau bisnis tersebut.
Dari berbagai sumber/matahukum/rid