“Untuk membuat Amerika hebat dan jaya lagi, malam ini saya mengumumkan pencalonan saya sebagai presiden Amerika Serikat,”
Mata-Hukum, Jakarta – Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump secara resmi mengumumkan kembali mencalonkan diri dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 dan bersumpah untuk ‘bertarung melebihi siapapun sebelumnya.
“Untuk membuat Amerika hebat dan jaya lagi, malam ini saya mengumumkan pencalonan saya sebagai presiden Amerika Serikat,” kata Trump dari perkebunan Mar-a-Lago miliknya pada Selasa 15 November 2022 malam. Trump, mengenakan dasi merah, berjalan ke podium dengan ‘God Bless the USA’ diputar sebagai latar belakang.
Kerumunan meneriakkan ‘USA!’ saat dia naik ke podium dengan papan nama bertuliskan, ‘Trump: Jadikan Amerika Hebat Lagi!’ Presiden ke-45 AS itu memulai dengan mencatat prestasinya dalam satu masa jabatannya. Dia menyebut tanggapannya terhadap pandemi virus corona ‘tegas’ dan mengatakan bahwa China, Rusia, Iran, dan Korea Utara ‘telah dikendalikan’.
“Tidak seperti presiden lainnya, saya menepati janji saya,” kata Trump saat hadirin meneriakkan namanya sebagaimana dilansir Metro pada Rabu 16 November 2022. Trump menyebut penggantinya, Presiden Joe Biden, beberapa kali dan mengatakan bangsa itu telah mengalami rasa sakit, kesulitan, kecemasan, dan keputusasaan di bawah kepemimpinannya.
Dia mengatakan inflasi adalah yang tertinggi dalam 50 tahun dan orang Amerika menghadapi harga gas tertinggi. “Dua tahun lalu kami adalah bangsa yang hebat dan segera kami akan menjadi bangsa yang hebat lagi,” kata Trump.
Trump meluncurkan kampanyenya meskipun ada desakan dari beberapa pembantu dan sekutunya untuk menunda setidaknya sampai setelah hasil pemilihan paruh waktu ditentukan. Trump berusaha mengabaikan isu gagalnya partai Republik yang mengusungnya meraih ‘gelombang merah’ (kemenangan besar), yang semula diharapkan terjadi.
Adapun beberapa kandidat pilihannya kalah dalam pemilihan di wilayah yang penting. Ini adalah kampanye presiden ketiga Trump, setelah menang pada 2016 dan kalah dari Biden pada 2020. Rekam jejak Trump Trump adalah satu-satunya presiden AS yang telah dimakzulkan dua kali. Dia dimakzulkan oleh DPR pada 2019 atas hubungannya dengan Ukraina, tetapi dibebaskan oleh Senat pada 2020.
Pada Januari 2021, Trump kembali dimakzulkan oleh DPR dan didakwa dengan ‘hasutan pemberontakan’ atas kerusuhan Gedung Capitol yang mematikan. Dia juga presiden pertama yang dibebaskan dua kali. Sementara penanganannya terhadap pandemi virus corona banyak dikritik.
Dia awalnya meremehkan ancaman Covid-19 dan berselisih dengan pakar kesehatan masyarakat terkemuka. Pada hari terakhir masa jabatan Trump, lebih dari 405.000 orang telah meninggal karena virus tersebut dan AS mencatat lebih dari 24,3 juta kasus, terbanyak di dunia.
Sebagai Presiden ke-45 AS, Trump merombak pajak negara, yang secara permanen memotong tarif pajak perusahaan dari 35 persen menjadi 21 persen, yang dinilai memberikan manfaat sementara bagi keluarga dan individu.
Joe Biden Masih Mikir Jadi Capres Lagi?
Sementara Presiden AS Joe Biden mengatakan pada Rabu 9 November 2022 bahwa ia bermaksud mencalonkan diri untuk pemilihan kembali dan kemungkinan akan membuat keputusan akhir pada awal tahun depan. Ini disampaikan Biden setelah menyatakan hasil pemilihan paruh waktu baik untuk demokrasi. Dilansir dari Reuters, pejabat Gedung Putih menyatakan rasa pembenaran bahwa rekan-rekan Demokrat Biden melakukan lebih baik dari yang diharapkan.
Biden, yang genap berusia 80 tahun bulan ini, menghadapi pertanyaan apakah dia akan mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua. Seorang penasihat Biden mengatakan, diskusi persiapan untuk kampanye 2024 sedang berlangsung. “Niat kami adalah mencalonkan diri lagi, itulah niat kami,” kata Biden kepada wartawan di Gedung Putih, dengan istrinya, Jill, duduk di dekatnya. “Ini pada akhirnya adalah keputusan keluarga,” tambahnya.
Biden mengatakan, keluarganya ingin dia mencalonkan diri dan dia tidak merasa terburu-buru untuk membuat keputusan akhir. Dia mengatakan, dia akan melakukannya tidak terkait dengan pengumuman apa pun dari saingannya tahun 2020, mantan presiden Partai Republik Donald Trump, yang diperkirakan akan mencalonkan diri juga.
Biden telah menghabiskan dua tahun pertamanya di kantor untuk memperingatkan ancaman terhadap demokrasi setelah pendukung Trump menyerbu Gedung Kongres AS pada 6 Januari 2021, dan tidak menerima kemenangan sah Biden. Dia menggarisbawahi argumen itu di hari-hari terakhir pemilihan paruh waktu.
Ketika ditanya bagaimana para pemimpin dunia lainnya harus melihat momen ini untuk Amerika, dengan Trump berpotensi mencalonkan diri lagi, Biden mengatakan, jawabannya adalah memastikan Trump tidak pernah kembali.
“Kami hanya perlu menunjukkan bahwa dia tidak akan mengambil alih kekuasaan jika dia mencalonkan diri, memastikan dia di bawah upaya sah konstitusi kita tidak menjadi presiden berikutnya lagi,” kata Biden.
Trump telah mengkritik kebijakan Biden dengan tajam dan mengatakan bahwa dia akan membuat pengumuman tentang rencananya minggu depan.
Tentang persaingan potensial antara Trump dan Gubernur Florida Ron DeSantis untuk nominasi Partai Republik, Biden mengatakan akan menyenangkan menyaksikan mereka saling berhadapan.