Guru Besar UI Hikmahanto Nilai Komunike di KTT G20 Tak Terlalu Penting

0
Prof Hikmahanto Juwana.

Guru besar hukum internasional Universitas Indonesia (UI) Prof Hikmahanto Juwana. (istimewa)

“Hikmahanto menilai ada yang lebih penting yang harus dilakukan dan dihasilkan dari KTT G20 tersebut. Adalah kesepahaman antarnegara untuk terobosan dalam pertumbuhan ekonomi dunia”

Mata-Hukum, Jakarta – Guru besar hukum internasional Universitas Indonesia (UI) Prof Hikmahanto Juwana sependapat dengan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan yang tak mempermasalahkan jika KTT G20 Bali tak menghasilkan komunike para pemimpin negara. Hikmahanto menilai komunike tidak terlalu penting.

“Kalau menurut saya tidak mengapa (tak menghasilkan komunike). Komunike tidak terlalu penting,” kata Hikmahanto kepada wartawan, Sabtu 12 November 2022.

Apa alasan Hikmahanto menilai komunike di KTT G20 itu tidak terlalu penting? Menurutnya, komunike hanyalah bersifat komitmen moral.

“Karena komunike bukan dokumen hak yang mengkat negara-negara G20. Komunike ini sifatnya komitmen moral,” ucapnya.

Hikmahanto menilai ada yang lebih penting yang harus dilakukan dan dihasilkan dari KTT G20 tersebut. Adalah kesepahaman antarnegara untuk terobosan dalam pertumbuhan ekonomi dunia.

“Pembahasan terkait dengan terobosan yang perlu dilakukan untuk pertumbuhan ekonomi dunia agar ada kesepahaman antarnegara,” ujarnya.

“Harusnya kesepahaman ini yang kemudian dituangkan dalam komunike. Namun karena mungkin saling tidak setuju sehingga tidak ada komitmen kesepahaman bersama,” tambahnya.

Diberitakan sebelumnya, Menko Marves sekaligus Ketua Bidang Dukungan Penyelenggaraan Acara G20 Luhut Binsar Pandjaitan tak mempermasalahkan jika KTT G20 Bali tak menghasilkan komunike para pemimpin negara. Sebab, KTT G20 Bali di tengah situasi dunia yang cukup rumit.

Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) yang juga sebagai Ketua Bidang Dukungan Penyelenggaraan Acara G20, Luhut Binsar Pandjaitan memberikan keterangan pers di Media Center KTT G20 di Bali International Convention Center, Nusa Dua, Badung, Bali, Sabtu (12/11/2022). Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa KTT G20 pada 15-16 November mendatang akan dihadiri 17 orang kepala negara anggota G20 dan akan melibatkan lebih dari 3.443 orang delegasi. ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/M Risyal Hidayat/wsj/22.

“Sebenarnya kalau kita lihat jujur, belum pernah saya kira G20 situasi dunia sekompleks ini. Kalau pada akhirnya tidak melahirkan komunike, leaders’ communique, menurut saya, ya sudah, nggak apa-apa,” kata Luhut saat jumpa pers yang ditayangkan YouTube Kemenko Marves, Sabtu 12 November 2022.

Untuk diketahui, komunike merupakan pernyataan bersama para anggota G20 yang berisikan komitmen bersama, pernyataan-pernyataan bersama, yang disampaikan kepada publik dan biasanya terdiri dari isu-isu global terkini yang menjadi perhatian bersama dan merupakan hasil konsensus anggota forum G20.

Luhut menjelaskan meski nantinya G20 tanpa komunike, banyak kesepakatan yang diambil dari G20 ini dengan nilai fantastis. Luhut mencontohkan berbagai bentuk kesepakatan.

“Tapi banyak hal, saya kira lebih dari 361 titik yang kita hasilkan, berbagai macam, dan itu million of dollars kalau dihitung dari sisi ekonomi. Baik itu dalam bidang kesehatan maupun dalam bidang dekarbonisasi. Banyak hal yang bisa kita capai,” ujar Luhut.

“Misalnya juga membangun kerja sama mangrove restoration, banyak area lain, yang saya kira kita cover di sini,” sambungnya.

Luhut mengakui bahwa komunike para pemimpin negara G20 cukup penting. G20 yang tinggal hitungan hari, harapan Luhut dapat menghasilkan komunike dari para pemimpin negara G20.

“Jadi saya melihat leaders communique itu sangat penting, tetapi yang lebih lagi yang konkret yang kita bisa lihat hasilnya dari pertemuan negara-negara anggota G20 ini. Kita masih berharap pada beberapa waktu ke depan, mungkin ada komunike yang keluar, kalau tidak ada, ya itu ada keadaannya,” imbuhnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *