“Petani cabai keluhkan tingginya harga bibit, pupuk dan obat-obatan”
Mata-Hukum, Jakarta – Harga cabai rawit kian melambung dan tembus hingga Rp130 ribu per kilogram (Kg) di Jakarta Barat dan Rp135.630 per Kg di Kota Pangkal Pinang pada Senin (11/12) kemarin.
Berdasarkan data Badan Pangan Nasional yang dikutip Selasa (12/12), harga rata-rata cabai rawit merah Rp86.370 per kg jelang liburan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024. Harga ini jauh lebih tinggi dibandingkan biasanya yang di bawah Rp50 ribu per kg.
Kemudian harga cabai di Kabupaten Merangin juga tinggi Rp110 ribu per kg dan di Kepulauan Bangka Belitung tembus Rp114.230 per kg. Lalu di Kabupaten Bangka Barat tebus Rp112.500 per dan di Bangka Tengah dan Bangka Selatan masing-masing Rp120 per kg.
Selanjutnya di DKI Jakarta harga cabai rawit merah tembus Rp110.310 per kg, dan Jakarta Timur tembus Rp120 per kg, serta di Jakarta Pusat tercatat Rp110 per kg.
Sedangkan harga cabai terendah ada di Kabupaten Rote Ndao Rp30 ribu per kg dan Kabupaten Timor Tengah Utara Rp40 ribu per kg serta di Kabupaten Tulang Bawang Barat Rp43 ribu per kg.
Berdasarkan PIHPS yang dikelola Bank Indonesia, rata-rata harga cabai rawit merah Rp99.500 per kg.
Secara detail di beberapa wilayah sudah tembus di atas Rp100 ribu per kg.
Misalnya, di Pasar Agung dan Pasar Cisalak Depok masing-masing tembus Rp120 ribu per kg dan Rp102.500 per kg. Hal yang sama terjadi di Pasar Kramatjati dan Pasar Jatinegara yang tembus Rp120 ribu per kg.
Jokowi Singgung Ledakan Harga Cabai: Apa Sih Sulitnya Tanam?
Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menyinggung permasalahan harga cabai melonjak tinggi beberapa waktu terakhir. Bahkan pada beberapa wilayah menyentuh harga diatas Rp 100.000 per kilogram.
“Berkaitan dengan ini harganya juga naik, yaitu cabai, apa sulit sih nanam cabai? sulit? sulit karena hama atau karena bibit? untuk itu saya minta para PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) di wilayah memungkinkan untuk cabai rawit atau cabai di tanam dengan baik,” kata Jokowi pada acara Penyuluh Pertanian dan Babinsa se-Jawa Tengah, di Pekalongan, Rabu 13 Desember 2023.
Ia meminta supaya produksi cabai ditingkatkan, supaya bisa menurunkan harga yang tengah tinggi.
“Tolong ditingkatkan produksinya di lebarkan tanamannya sehingga jangan cabai rawit harga Rp 100.000 meski hari ini harga sudah di angka Rp 80.000,” imbuhnya.
Pupuk dan Obat-obatan Mahal Jadi Salah Satu Faktor Petani Cabai Gagal Panen dan Sulit Maju
Dampak kemarau panjang yang terjadi di Kabupaten Temanggung Jawa Tengah dalam beberapa bulan terakhir sangat dikeluhkan oleh para petani cabai.
Pasalnya, tanaman cabai milik para petani di Temanggung menjadi rusak, mulai dari cabai yang tak berbuah maksimal, buah cabai layu dan busuk, bahkan banyak pohon cabai yang mati.
Akibatnya, para petani pun mengalami gagal panen dengan kerugian yang tak sedikit.
Supardi, salah satu petani cabai mengatakan, selain faktor kemarau panjang, kondisi ini juga diperparah dengan mahalnya harga obat-obatan serta pupuk cabai di pasaran, hal tersebut tentu semakin memberatkan para petani lantaran tidak mampu memberi pupuk secara maksimal terhadap tanaman cabai yang mereka tanam, padahal obat-obatan dan pupuk tersebut dianggap dapat mengobati pohon cabai yang rusak dan layu agar kembali sehat dan bisa berbuah secara maksimal, sehingga para petani bisa mendapatkan hasil panen cabai yang maksimal.
Kondisi tersebut mengakibatkan stok cabai dari petani kepada para pengepul atau penjual cabai mengalami kelangkaan.
Hal inilah yang membuat harga cabai di pasaran naik bahkan secara signifikan, karena kurangnya stok cabai dari petani.
“Naiknya harga cabai ini disebabkan oleh kemarau yang panjang Mas, sehingga tanaman cabai hanya berbuah sedikit, terus kadar air pada cabai juga berkurang. Selain itu mahalnya harga obat-obatan dan pupuk tanaman cabai juga jadi penyebab naiknya harga cabai di pasar, kita gak mampu beli pupuk dan obat-obatan secara banyak karena mahal, padahal pohon cabai bisa sehat lagi kalau dapet pupuk dan obat-obatan secara cukup,” kata Supardi.
para petani cabai di Temanggung hanya bisa gigit jari lantaran tanaman mereka mengalami gagal panen akibat kemarau panjang dan mahalnya harga obat-obatan serta pupuk di pasaran.
Dengan kondisi ini, para petani cabai di Temanggung, Jawa Tengah hanya bisa berharap pada pemerintah agar harga pupuk dapat kembali normal, sehingga petani mampu membeli pupuk guna memecahkan masalah yang tengah mereka hadapi.