“Tidak ada sepakbola seharga nyawa, insiden maut ini menjadi preseden buruk bagi dunia olahraga sepak bola nasional di mata dunia”
Mata-Hukum, Jakarta – Tragedi kerusuhan supporter dalam laga Liga 1 di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur tersebut menjadi catatan paling buruk dalam sejarah sepakbola nasional. Korban meninggal dunia tragedi Kanjuruhan, Malang, kembali bertambah. Informasi terbaru korban tewas telah mencapai 174 jiwa. “Data BPPD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Jatim pada jam 09.30 tadi masih 158, tapi pas jam 10.30 tadi jadi 174,” kata Wagub Jawa Timur Emil Dardak kepada wartawan, Minggu 2 Oktober 2022.
Namun terkait jumlah korban jiwa ada revisi data dari pihak kepolisian. Hal itu disampaikan langsung oleh Kapolri. Dalam kesempata itu Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengumumkan jumlah korban meninggal dalam tragedi Kanjuruhan Malang sebanyak 125 orang. Listyo mengatakan sebelum dilakukan pembaruan, data yang disebutkan sebanyak 129 orang, namun setelah proses verifikasi diketahui ada data ganda. “Terverifikasi jumlahnya dari awal sebelumnya 129 orang, saat ini data terakhir hasil pengecekan jumlahnya 125 karena ada yang tercatat ganda,” kata Kapolri di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Ahad, 2 Oktober 2022.
Listyo menjelaskan saat ini pihaknya tengah melakukan pendalaman lebih lanjut terhadap kejadian yang membuat ratusan orang meninggal dunia tersebut. Pihaknya akan melakukan investigasi secara tuntas peristiwa itu. Menurutnya, saat ini pihak kepolisian masih melakukan pengumpulan data di Tempat Kejadian Perkara (TKP) di Stadion Kanjuruhan. Nantinya, hasil dari pengumpulan data dan perkembangan tersebut akan disampaikan kepada publik. “Kami sedang melakukan pengumpulan data di TKP untuk mengetahui secara lengkap dan perkembangan yang ada akan kita sampaikan,” ujarnya.
Tentu Indonesia berduka atas tragedi kemanusiaan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur. Hal itu disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi III DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Junimart Girsang, Minggu 2 Oktober 2022 kepada Mata-Hukum.
“Saya sampaikan duka cita sedalam dalamnya atas terjadinya tragedi kemanusiaan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Tidak ada Sepakbola seharga nyawa,” tutur Junimart.
Junimart berharap, tragedi maut yang menelan banyak korban jiwa itu semoga tidak terulang dikemudian hari. “Oleh karena itu saya minta Kapolri dan jajaranya untuk melakukan investigasi secara menyeluruh terkait persitiwa ini,” tegasnya
Wakil Ketua Komisi II itu meminta semua pemangku kepentingan dalam peristiwa itu harus menjalankan apa yang perintahkan oleh Presiden Jokowi.
Untuk diketahui ada sejumlah perintah Jokowi Usut Tragedi Kanjuruhan ke PSSI hingga Kapolri;
Pertama Presiden Joko Widodo (Jokowi) berduka atas tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Jokowi menginstruksikan Menpora Zainudin Amali dan Ketum PSSI Mochamad Iriawan melakukan evaluasi. Jokowi mengatakan pelaksanaan hingga prosedur pengamanan sepakbola harus dibenahi.
“Dan juga telah perintahkan kepada Menpora, Kapolri, dan Ketum PSSI untuk melakukan evaluasi menyeluruh tentang pelaksanaan pertandingan sepakbola dan juga prosedur pengamanan penyelenggaraan ini,” tutur Jokowi.
Jokowi meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melakukan investigasi. Dia tak ingin tragedi Kanjuruhan terulang. “Khusus pada Kapolri saya minta melakukan investigasi dan mengusut tuntas kasus ini,” kata Jokowi.
Jokowi memerintahkan agar Liga 1 dihentikan sementara buntut tragedi Kanjuruhan. Dia ingin ada perbaikan prosedur pengamanan.
“Saya juga memerintahkan PSSI untuk menghentikan sementara Liga 1 sampai evaluasi dan perbaikan prosedur pengamanan dilakukan,” ucap Jokowi.
Jokowi menyesalkan terjadinya tragedi di Stadion Kanjuruhan. Dia menekankan agar peristiwa itu tidak terulang.
“Saya menyesalkan terjadinya tragedi ini dan saya berharap ini adalah tragedi terakhir sepakbola di Tanah Air. Jangan sampai ada lagi tragedi kemanusiaan seperti ini di masa yang akan datang. Sportivitas, rasa kemanusiaan dan rasa persaudaraan bangsa Indonesia harus terus kita jaga bersama,” ucap Jokowi.