Kejam, Israel Kembali Tembak Mati Bocah Palestina Berusia 15 Tahun di Betlehem
“Kementerian Luar Negeri Palestina menyampaikan, Israel telah dengan sengaja membunuh lebih dari 44 anak Palestina sepanjang tahun 2022”

Mata-Hukum, Jakarta – Tentara Israel kembali menembak mati warga Palestina. Kali ini korban kekejaman Israel adalah anak berusia 15 tahun.
Kejadian berdarah itu terjadi saat Israel menyerbu kamp pengungsi Dheisheh, Kota Betlehem, Selasa 3 Januari 2023.
Bentrokan antara aparat Israel dan warga Palestina bermula saat militer menyerbu dan menggeledah rumah warga di lokasi kejadian. Nahasnya, Adam Essam Shaker Ayyad, tertembak mati dalam bentrokan.
Ayyad sempat dilarikan ke Rumah Sakit Beit Jala. Namun anak tersebut tidak tertolong.

Tidak hanya itu, seorang anak laki-laki lainnya bernama Anan Ahmed Sarabata juga tertembak di bagian tangannya ketika pasukan militer Israel menggeledah dan merusak rumah ayahnya.
Militer Israel berdalih petugas polisi perbatasan terlebih dahulu dilempari oleh batu dan bom molotov oleh masyarakat di kamp pengungsian tersebut. Mereka pun membalasnya dengan melepaskan tembakan ke arah oknum yang melempari batu dan bom molotov tersebut.
Ayyad menjadi orang Palestina ketiga yang dibunuh sejak awal 2023. Sehari sebelumnya, dua orang laki-laki Palestina ditembak mati di Kota Jenin bagian utara. Mereka dibunuh saat tentara Israel menghancurkan rumah dua warga Palestina yang dituduh membunuh rekannya pada September 2022 lalu.
AFP menghitung lebih dari 150 warga Palestina dan 26 warga Israel terbunuh sepanjang 2022. PBB bahkan menilai tahun lalu menjadi paling mematikan di Tepi Barat.
Kemenlu Palestina: Israel Sengaja Bunuh 44 Anak Palestina selama 2022

Kementerian Luar Negeri Palestina menyampaikan, Israel telah dengan sengaja membunuh lebih dari 44 anak Palestina sepanjang tahun ini. Salah satunya ialah anak bernama Mahmoud Samoudi (12 tahun), yang meninggal pada Senin kemarin setelah pasukan Israel menembaknya dua pekan lalu.
Kemenlu Palestina telah menulis surat kepada Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Antonio Guterres untuk menuntut agar Israel dimintai pertanggungjawaban atas pembunuhan anak-anak Palestina. Kementerian menyebut Israel telah membunuh hak anak-anak Palestina untuk hidup.

Israel dengan sengaja menargetkan anak-anak dan anak-anak Palestina dengan tujuan membunuh dan melukai mereka, sehingga menyangkal hak mereka untuk hidup,” kata kementerian itu, seperti dilansir Morning Star Online, Selasa 11 Oktober 2022.
Palestina memperingatkan bahwa kejahatan Israel yang meningkat dan penargetan yang disengaja terhadap anak-anak Palestina akan terus berlanjut tanpa henti dan eksponensial jika pertanggungjawaban tidak segera dan efektif dilakukan.

Palestina mendesak Guterres untuk menempatkan Israel dalam daftar atas pelanggaran sistematisnya terhadap anak-anak Palestina. Daftar ini diterbitkan setiap tahun dan menyebutkan nama-nama mereka yang secara serius melecehkan anak-anak dalam konflik.

Kementerian Kesehatan Palestina juga mencatat kenaikan jumlah korban tewas akibat serangan udara Israel di Jalur Gaza menjadi 41 jiwa hingga 7 Agustus 2022. Sebanyak 15 anak-anak dan empat wanita termasuk di antara para korban. Sekurangnya 311 orang terluka dalam serangan akhir saat itu.
Israel mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan lima anak Palestina dalam serangan udara di pemakaman Fallujah di kota Jabalia, Jalur Gaza utara, pada 7 Agustus lalu. Awalnya, mereka mengklaim para korban tewas akibat rudal yang ditembakkan Jihad Islam.
di Pemakaman Al-Faluja telah menyimpulkan bahwa anak-anak di bawah umur itu tewas oleh serangan udara Israel. Beberapa sumber dari sisi pertahanan telah mengkonfirmasi.
Lima korban serangan udara di pemakaman itu diidentifikasi sebagai Jamil Al-Din Nijm berusia 3 tahun, Jamil Ihab Nijm berusia 13 tahun, Mohammad Salah Nijm 16 tahun, Hamed Haidar Nijm 16 tahun, dan Nathmi Abu Karsh berusia 15.

Selama tiga hari, dari 5 hingga 7 Agustus, tentara Israel melancarkan serangan di Jalur Gaza. Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, hal ini mengakibatkan kematian 49 orang, termasuk 17 anak-anak dan empat wanita, dan 360 lainnya luka-luka.