Kereta Cepat dan Semi Cepat: 2 Proyek Jokowi Hubungkan Jakarta-Surabaya
“Budi mengatakan, landasan-landasan terkait rencana pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya ini harus dilaksanakan. Ia mencontohkan, proyek Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta sebelumnya sudah dibicarakan 15 tahun yang lalu dan baru kini berhasil dibangun”
Mata-Hukum, Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi menyebut proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) akan diperpanjang hingga Surabaya. Menteri yang sudah 2 periode berjalan bersama Jokowi ini mengatakan dengan kereta cepat, maka rute Jakarta ke Surabaya bisa ditempuh hanya dalam waktu 4 jam sehingga bisa bersaing dengan pesawat udara.
“Kereta cepat juga begitu kok, dibangun cuma Jakarta-Bandung banyak kok, tapi kalau kita yakin ini akan kita bangun Jakarta-Surabaya,” kata Budi Karya dikutip pada Jumat 28 Oktober 2022. Meski dengan biaya yang amat sangat besar, ia tetap yakin Jakarta dan Surabaya nantinya akan tersambung kereta peluru.
Untuk diketahui, bahwa biaya pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung yang berjarak 142 kilometer saja, membutuhkan investasi hingga Rp 114 triliun. Sebagian besar didanai utang dari China dengan bunga 2 persen per tahun. Apa kabar kereta semi cepat? Kala pemerintah berencana menyambungkan Jakarta-Surabaya dengan kereta cepat, sejatinya saat ini pemerintah juga memiliki proyek lain yang juga mengkoneksikan dua kota terbesar di Indonesia itu.
Proyek tersebut adalah Kereta Semi Cepat Jakarta Surabaya. Jangankan merealisasikan Kereta Cepat Jakarta-Suabaya, proyek kereta semi cepat ini pun kini tak lagi terdengar kabarnya. Jika berdasarkan pemberitaan sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memperkirakan, kereta semi cepat Jakarta-Surabaya seharusnya bakal mulai beroperasi akhir 2022. Adapun tahapan konstruksi proyek pembukaan jalur kereta semi cepat ini apabila sesuai rencana pemerintah Jokowi, bisa dimulai pada 2020. Namun kini sudah menjelang akhir 2022, proyek kereta semi cepat rupanya masih dalam tahap kajian alias masih jalan di tempat.
“Pertengahan tahun depan (mulai konstruksi), selesai dua tahun. Untuk opeasional biasanya alau gitu ada uji coba enam bulan, jadi akhir 2022 bisa operasi,” ujar Menhub Budi Karya di Jakarta, 6 Agustus 2019. Budi menjelaskan, pengelola kereta semi cepat Jakarta-Surabaya bakal melakukan penandatangan nota kesepemahaman (MoU) dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) setelah 17 Agustus 2018.
Ini berbeda dengan MoU Kereta Cepat Jakarta Bandung, di mana pemerintah menggandeng pihak China. MoU tersebut dilakukan sebagai tindak lanjut dari studi kelayakan yang telah dilakukan oleh perusahaan asal Jepang tersebut. “Nah studi kelayakan ini akan hal-hal yang dihitung kembali. Jepang studi kelayakan dan menghitung, misal jalannya dipindah ke mana, tingkat kelandaian dikurangi, terus desain-desain di mana mesti berhenti dan sebagainya,” ujar Budi.
Menhub pada 21-22 Juni 2022 melakukan pertemuan dengan sejumlah pejabat Jepang dan pihak swasta guna membahas perkembangan proyek infrastruktur transportasi strategis nasional yang dikerjasamakan dengan Jepang. Salah satu proyek yang dibahas ialah kereta semi cepat Jakarta-Surabaya. Menhub melaporkan, saat ini konsep proyek kereta semi cepat Jakarta-Surabaya telah dibahas.
Kemudian, pemerintah Indonesia pun mendorong untuk segera dilakukan kajian kelayakan atau feasibility study (FS) yang bekerja sama dengan pihak Jepang. “Kita harapkan dalam waktu satu tahun atau maksimal dua tahun kita finalisasi berkaitan dengan FS, FS artinya kita melakukan detail realignment kereta api itu sendiri, waktu pelaksanaannya dua sampai empat tahun,” ujarnya saat konferensi pers virtual, 22 Juni 2022.
Menhub mengatakan, nilai investasi proyek Kereta Semi Cepat Jakarta-Surabaya mencapai Rp 60 triliun. “Nilai investasi pembangunan kereta semi cepat ini diperkirakan mencapai Rp 60 triliun,” kata Budi dalam keterangan tertulis, Kamis 26 September 2019. Tahap pertama, pembangunan kereta semi cepat ini akan dilakukan dari Jakarta hingga Semarang. Kemudian, tahap kedua dilanjutkan dari Semarang ke Surabaya. Dia menjelaskan, nantinya kereta semi cepat Jakarta-Surabaya ini akan memiliki sekitar 800 lintasan sebidang dengan melakukan upaya realignment dari jalur yang sudah ada.
“Artinya, kita membuat suatu lintasan yang lebih datar dan lintasan yang tidak meliuk. Praktis lebih straight pada kota Jakarta sampai Surabaya. Dan juga akan membuat suatu elevated pada kota-kota tertentu, katakanlah di Cirebon dan Pekalongan, kota-kota itu kita melakukan elevated, di Semarang dan sebagainya. Sehingga lintasan sebidang itu akan bisa diatasi,” jelasnya.
Kereta Cepat Diperpanjang ke Surabaya, Uangnya dari Mana?
Meski baru wacana, Budi tidak menjabarkan terkait tindak lanjut mengenai realisasinya, terutama sumber pendanaannya. Terlebih, untuk rute Jakarta-Bandung saja yang berjarak 142 kilometer, biaya yang dikeluarkan mencapai ratusan triliun.
Sementara jarak Jakarta ke Surabaya mencapai hampir 800 kilometer. Proyek kereta cepat didanai utang dari China dengan bunga 2% per tahun. Jauh lebih tinggi dibandingkan proposal Jepang yang menawarkan bunga 0,1% per tahun.
Utang itu akan ditanggung oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), konsorsium perusahaan yang sebagian besar sahamnya dikuasai PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), perusahaan patungan BUMN Indonesia.
Empat BUMN yang terlibat dalam proses pembangunan kereta kecepatan tinggi antara lain Kereta Api Indonesia, Wijaya Karya, PTPN VIII, dan Jasa Marga.
Selain itu karena adanya pembengkakan biaya, APBN juga harus ikut menambal pembengkakan biaya atau cost overrrun agar proyek ini tak sampai mangkrak.
Sebagai informasi saja, biaya pembangunan mega proyek infrastruktur itu mengalami pembengkakan biaya menjadi US$ 8 miliar atau setara Rp 114 triliun, bahkan perhitungan lainnya, investasinya bisa bengkak lagi mencapai Rp 118 triliun.
Agar proyek tidak sampai mangkrak, pemerintah Indonesia menambal sebagian kekurangan dana dengan duit APBN melalui skema penyertaan modal negara (PMN) pada BUMN yang terlibat di proyek tersebut.
Penggunaan dana APBN untuk mendanai proyek kereta cepat sejatinya sudah mengingkari janji pemerintah.
Proyek ini dijanjikan akan digarap skema business to business tanpa campur tangan pemerintah.
Rencana rute kereta cepat Budi Karya mengatakan, jika direalisasikan, maka kereta cepat akan menghubungkan sejumlah pusat-pusat ekonomi di Pulau Jawa. Konsep pembangunan kereta cepat ini dimulai dari Jakarta, Karawarng, Bandung, Kertajati, Purwokerto, Yogyakarta, Solo, Madiun dan Surabaya.
“Jadi kami kawal benar kereta cepat ini konsep perencanaannya sedang dilaksanakan sama-sama, jadi rencananya itu Jakarta, Karawang, Bandung, Kertajati, Purwokerto terus Yogyakarta, Solo, Madiun dan Surabaya. Mudah-mudahan 4 jam bisa melaksanakan itu,” ujarnya.
Lebih lanjut, Budi mengatakan, landasan-landasan terkait rencana pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya ini harus dilaksanakan.
Ia mencontohkan, proyek Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta sebelumnya sudah dibicarakan 15 tahun yang lalu dan baru kini berhasil dibangun.
“Jadi kami meletakkan dulu landasan itu, tahu MRT, itu sudah dibahas 15 tahun, Pak Jokowi berani kita mulai pembangunan MRT dan terjadi dan bisa,” ucap Budi.
Dari berbagai sumber/matahukum/rid