“Presiden Luka: Kami mengunjungi gedung-gedung yang dijarah di Brasilia.
Para fanatik fasis ini telah melakukan sesuatu yang belum pernah terlihat sebelumnya dalam sejarah negara ini”
Mata-Hukum, Jakarta – Kaum sayap kanan pendukung mantan Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, menyerbu dan merusak gedung Kongres, Istana Planalto, dan Mahkamah Agung pada Minggu 8 Januari 2023.
Mengenakan kamuflase militer serta warna hijau dan kuning dari bendera Brasil, lautan pengunjuk rasa garis keras terlihat membanjiri plaza Three Powers Square di Ibu Kota Brasilia.
Perusuh mendobrak pintu dan jendela untuk memasuki gedung Kongres. Kerumunan lalu mengalir masuk secara massal, mengotori kantor anggota parlemen dan menggunakan mimbar Senat sebagai seluncuran sambil meneriakkan hinaan kepada anggota parlemen.
Mereka merusak karya seni, benda-benda bersejarah, furnitur, sampai dekorasi. Kerumunan di luar gedung bahkan terlihat menarik seorang polisi dari kuda dan memukulnya hingga terjatuh.
Pasukan keamanan menembakkan gas air mata, granat setrum, hingga meriam air untuk melawan perusuh yang mengamuk sebelum berhasil merebut kembali kendali di ibu kota. Sepanjang kerusuhan ini, 170 orang ditangkap pasukan keamanan di Brasilia.
Kekacauan ini menyerupai invasi Gedung Capitol Amerika Serikat (AS) oleh para pendukung Donald Trump pada 6 Januari 2021.
Bolsonaro yang mengidolakan Trump berdiam diri selama hampir enam jam kerusuhan. Politikus sayap kanan itu kemudian mengecam ‘penjarahan dan invasi gedung-gedung publik’.
Namun, Bolsonaro menepis tuduhan bahwa dia menghasut serangan. Dia mengaku membela hak untuk melakukan protes damai.
Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva, yang baru dilantik mengutuk invasi itu. Veteran sayap kiri tersebut menyebutnya sebagai serangan fasis. Untuk meredam ketegangan, Lula mengumumkan intervensi keamanan federal di Brasilia sampai 31 Januari.
Lula menyalahkan Bolsonaro karena mengobarkan semangat para pendukungnya setelah menggencarkan kampanye tuduhan tak berdasar tentang potensi kecurangan pemilu.
Pihaknya juga mempertanyakan ketidaksiapan pasukan keamanan. Padahal, para perusuh telah mengungkap rencana mereka untuk berkumpul melalui media sosial selama berhari-hari.
Ketika kerusuhan meletus, Lula sedang mengunjungi wilayah yang dilanda banjir parah di Kota Araraquara. Lula kemudian terbang kembali untuk mengunjungi gedung-gedung yang dijarah di Brasilia.
“Para fanatik fasis ini telah melakukan sesuatu yang belum pernah terlihat sebelumnya dalam sejarah negara ini,” tegas pria berusia 77 tahun itu, dikutip dari AFP, Senin 9 Januari 2023.
“Kami akan mencari tahu siapa pengacau ini, dan mereka akan dijatuhkan dengan kekuatan penuh hukum,” imbuhnya.
Pemandangan ribuan pengunjuk rasa berpakaian kuning-hijau yang berlangsung selama lebih dari tiga jam menggarisbawahi polarisasi yang masih mencengkeram negara itu sejak Lula mengalahkan Bolsonaro dalam pemilu pada 30 Oktober 2022.
Sejak saat itu, pendukung garis keras Bolsonaro melakukan protes di luar pangkalan militer Brasil. Mereka menyerukan intervensi militer untuk menghentikan pelantikan Lula pada 1 Januari.
Hingga kini, Bolsonaro belum mengakui kekalahannya dari Lula. Bolsonaro justru menjual klaim-klaim palsu bahwa sistem pemungutan suara elektronik rentan terhadap penipuan.
Sebagai tanggapan, pemerintah berjanji akan menangkap orang-orang yang merencanakan dan membiayai serangan di Brasilia.
Gubernur Brasilia, Ibaneis Rocha, telah memecat kepala keamanan publik ibu kota, Anderson Torres. Torres menjabat sebagai Menteri Kehakiman Brasil selama masa jabatan Bolsonaro.
Kantor jaksa agung juga meminta MA untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Torres dan semua pejabat publik lainnya yang diyakini bertanggung jawab atas kerusuhan di Brasilia.