Lebih dari 160 Warga Afghanistan Tewas Akibat Cuaca yang Ekstrim

0

“Musim dingin terdingin terjadi dalam 15 tahun terakhir, dengan suhu turun serendah -34 derajat Celcius melanda Afghanistan, di tengah krisis ekonomi yang parah”

Penduduk Kabul Berjuang di Tengah Cuaca Dingin Ekstrem yang Melanda
Seorang pejabat dari Kementerian Penanggulangan Bencana mengatakan cuaca dingin, serta banjir, kebakaran, dan tersedak gas, telah mengakibatkan 158 orang tewas di seluruh negeri sejak 10 Januari. Foto: Ali Khara/REUTERS

Mata-Hukum, Jakarta – Lebih dari 160 orang telah meninggal akibat hawa dingin di Afghanistan bulan ini pada musim dingin terburuk dalam lebih dari satu dekade terakhir.

Pihak berwenang Afghanistan yang dipegang oleh pemerintah Taliban mengungkapkan pada hari Kamis, 26 Januari 2023.

Para penduduk Afghanistan menggambarkan tidak mampu membeli bahan bakar untuk menghangatkan rumah, pada suhu di bawah titik beku.

Potret keadaan Afghanistan yang dilanda suhu ekstrem belakangan ini. /ALI KHARA/REUTERS

“162 orang meninggal akibat cuaca dingin sejak 10 Januari hingga sekarang,” kata Juru Bicara Menteri Penanggulangan Bencana Afghanistan, Shafiullah Rahimi.

Dilansir PortalLebak.com dari Reuters, terungkap data, sekitar 84 kematian terjadi pada minggu lalu.

Musim dingin terdingin terjadi dalam 15 tahun terakhir, dengan suhu turun serendah -34 derajat Celcius melanda Afghanistan, di tengah krisis ekonomi yang parah.

Banyak kelompok bantuan telah menangguhkan sebagian operasinya dalam beberapa pekan terakhir.

Karena pemerintahan Taliban memutuskan bahwa sebagian besar pekerja LSM perempuan tidak dapat bekerja.

Penduduk Kabul Berjuang di Tengah Cuaca Dingin Ekstrem yang Melanda
Seorang pejabat dari Kementerian Penanggulangan Bencana mengatakan cuaca dingin, serta banjir, kebakaran, dan tersedak gas, telah mengakibatkan 158 orang tewas di seluruh negeri sejak 10 Januari. Foto: Ali Khara/REUTERS

Kebijakan Taliban ini membuat lembaga-lembaga tersebut tidak dapat menjalankan banyak program di negara konservatif itu.

Warga Bertahan Seadanya

Di ladang bersalju di sebelah barat ibu kota Afghanistan, anak-anak mengobrak-abrik sampah mencari plastik untuk dibakar.

Ini upaya guna membantu keluarga mereka, karena tidak mampu membeli kayu atau batu bara.

Di dekatnya, penjaga toko berusia 30 tahun, Ashour Ali, tinggal bersama keluarganya di ruang bawah tanah beton, tempat kelima anaknya menggigil kedinginan.

Penduduk Kabul Berjuang di Tengah Cuaca Dingin Ekstrem yang Melanda
Seorang pejabat dari Kementerian Penanggulangan Bencana mengatakan cuaca dingin, serta banjir, kebakaran, dan tersedak gas, telah mengakibatkan 158 orang tewas di seluruh negeri sejak 10 Januari. (Istimewa)

“Tahun ini, cuacanya sangat dingin dan kami tidak bisa membeli batu bara untuk diri kami sendiri,” katanya.

Dia ungkapkan sambil menambahkan sedikit uang yang dia hasilkan dari tokonya tidak lagi cukup untuk bahan bakar.

“Anak-anak bangun dari kedinginan dan menangis di malam hari sampai pagi. Mereka semua sakit.

Sejauh ini, kami belum menerima bantuan apa pun dan sebagian besar waktu kami tidak memiliki cukup roti untuk dimakan.”

Selama kunjungan ke Kabul minggu ini, kepala bantuan PBB Martin Griffiths mengatakan badan dunia sedang mencari pengecualian untuk larangan sebagian besar pekerja bantuan perempuan.

Penduduk Kabul Berjuang di Tengah Cuaca Dingin Ekstrem yang Melanda
Seorang pejabat dari Kementerian Penanggulangan Bencana mengatakan cuaca dingin, serta banjir, kebakaran, dan tersedak gas, telah mengakibatkan 158 orang tewas di seluruh negeri sejak 10 Januari 2023. (Istimewa)

Padahal mereka datang pada salah satu waktu yang paling rentan, bagi banyak warga Afghanistan yang kedinginan.

Musim dingin di Afghanistan, seperti yang diketahui semua orang di Afghanistan adalah pembawa pesan malapetaka,” kata Griffiths kepada Reuters.

“Kondisi bagi begitu banyak keluarga di Afghanistan saat kita melewati bertahun-tahun kebutuhan kemanusiaan ini, kita melihat beberapa konsekuensi hilangnya nyawa,” paparnya.

Penduduk Kabul Berjuang di Tengah Cuaca Dingin Ekstrem yang Melanda
Seorang pejabat dari Kementerian Penanggulangan Bencana mengatakan cuaca dingin, serta banjir, kebakaran, dan tersedak gas, telah mengakibatkan 158 orang tewas di seluruh negeri sejak 10 Januari. (Istimewa)

Sumber lain menyatakan
Penduduk kota Kabul yang tertutup es dan salju pada Rabu (25/1), menyatakan keprihatinan mereka tentang cuaca dingin ekstrem yang melanda sebagian besar Afghanistan dan menewaskan banyak orang.

“Kami mengalami begitu banyak masalah dengan cuaca dingin ini. Kami tidak punya batu bara, tidak ada kompor dan anak-anak kami tidak punya baju hangat untuk dipakai,” kata seorang penduduk setempat dari kota Karte-Ye-Sakhi, dikutip Reuters.

Seorang pejabat dari Kementerian Penanggulangan Bencana mengatakan cuaca dingin, serta banjir, kebakaran, dan tersedak gas, telah mengakibatkan 158 orang tewas di seluruh negeri sejak 10 Januari 2023.
Musim dingin kali ini adalah yang terdingin dalam 15 tahun, dengan suhu turun hingga -34 derajat Celcius, juga memperdalam krisis ekonomi yang dihadapi Afghanistan di tengah perlambatan bantuan setelah Taliban menguasai negara itu.

Potret keadaan Afghanistan yang dilanda suhu ekstrem belakangan ini. /ALI KHARA/REUTERS

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *