Mafia Beras Jadi Masalah Klasik, Budi Waseso Janji Pecat Oknum Bulog yang Terlibat
“Dirut Bulog: Benar (ada mafia beras), saya sudah cek ke pedagang melapor ke saya, pengakuan mereka karena saya membelinya sudah mahal Pak sekian-sekian, karena saya membelinya tidak bisa melalui Bulog harus melalui ini itu”
Mata-Hukum, Jakarta – Kasus mafia beras kini menjadi fokus dari para petinggi Perum Bulog untuk segera diberantas. Hal ini pun membuat Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso berang dan berjanji akan segera menuntaskan kasus ini karena secara garis besar merugikan Bulog.
Buwas, begitu sapaan Dirut Bulog ini juga membenarkan adanya laporan masyarakat yang mengaku harga beras di pasaran melambung tinggi dari harga seharusnya yang dijual di pasaran sesuai peraturan Bulog.
“Benar (ada mafia beras), saya sudah cek ke pedagang melapor ke saya, pengakuan mereka karena saya membelinya sudah mahal Pak sekian-sekian, karena saya membelinya tidak bisa melalui Bulog harus melalui ini itu. Sebenarnya saya sudah tahu (ada mafia beras), dan saya tidak bodoh-bodoh amat. Tanda kutip ada mafia itu memang ada. Saya nanti kasih tahu,” ungkap Buwas.
Kasus mafia beras ini pun juga membuat banyak efek yang terjadi di masyarakat, terutama bagi masyarakat yang mengandalkan beras murah demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Efek yang timbul akibat ulah mafia beras;
Pertama yang paling sering terjadi di dalam dunia distribusi adalah munculnya “mafia baru” usai mengetahui banyak permainan di dalam proses distribusi. Hal ini pun juga disampaikan Buwas bahwa banyak pihak yang memberikan iming-iming bagi keuntungan sehingga orang yang ditawarkan kemudian tergiur.
“Keuntungan dibagi-bagi. ‘Untung seribu kita bagi 3’, nah udah yang 3 itu pasti mendukung.” ungkap Buwas. Efek domino munculnya mafia beras ini ditakutkan akan mempersulit proses penyelidikan.
Lalu selanjutnya Kepercayaan masyarakat terhadap distribusi Bulog berkurang. Tak hanya itu, Perum Bulog sebagai lembaga resmi distribusi beras juga terancam kehilangan kepercayaan dari masyarakat yang sering kesulitan mendapatkan stok beras di pasaran akibat ulah mafia beras.
Bahkan, di beberapa kasus para mafia beras ini tak segan sengaja menahan stok beras di pasaran dan menaikkan harga agar masyarakat tidak ada pilihan lain selain membeli beras dengan harga tinggi.
Akibat munculnya mafia beras akhirnya Buwas pun menyetujui pembentukan Satgas Pangan untuk menelusuri asal muasal adanya mafia beras. Buwas juga mengungkap baru-baru ini ada laporan masyarakat yang mengaku melihat para mafia beras secara sengaja melakukan transaksi di dekat kantor Bulog soal distribusi beras.
“Saya sampaikan ini (imbauan) supaya dengar semua. Jadi saya nggak perlu dibantai atau gimana, nanti yang jawab Satgas Pangan. Jadi jangan seperti itu lah, ini model-model apa dan hebat beraninya mengadakan pertemuan itu di dekat kantor Bulog, top banget itu!” tegas Buwas.
Mafia beras nyata ada dan apabila ada oknum Bulog yang terlibat Buwas tidak segan untuk memecatnya.
Buwas pun juga mengungap adanya kecurigaan dirinya terhadap karyawan-karyawan Bulog karena akses distribusi hanya dimiliki oleh karyawan Bulog itu sendiri.
Buwas pun mengaku kemungkinan adanya permainan yang dilakukan oleh karyawan Bulog sebagai mafia beras dan bekerjasama dengan pihak eksternal, sehingga hal ini membuat Buwas mengancam akan memecat karyawan yang terbukti menjadi mafia beras.
“Saya buktikan semua, jadi sekali lagi tidak ada lagi monopoli merasa paling kuasa merasa paling berhak memiliki kekuatan super seolah-olah paling lama tahu persis, nggak ada begitu. Saya tahu permainan-permainan di Bulog. Saya gak ada ragu-ragu untuk memecat yang bersangkutan (karyawan Bulog),” lanjut Buwas.
Ancaman Buwas ini pun tak main-main, hal ini terbukti saat dirinya memecat kepala gudang dalam kasus hilangnya beras Bulog di Sulawesi Selatan beberapa waktu lalu.
Hal yang terakhir dilakukan oleh Buwas untuk mengantisipasi mafia beras yaitu Inspeksi beras campuran diperketat.
Mafia beras ini bukan hanya menaikkan harga dan menahan stok di pasaran, beberapa kali kasus ditemukan mafia beras ini dengan senagaj mencampur beras premium Bulog dengan beras kualitas rendah demi mendapatkan banyak keuntungan.
Hal ini pun membuat inspeksi beras diperketat hingga melakukan uji lab. Buwas tanpa segan juga menyebut kecurigaannya terhadap karyawan Bulog sendiri.
“Itu (beras kualitas rendah) dimasukan lagi ke Bulog premium sisanya dimix dan disuplai ke Bulog. Ini berkali-kali sering terjadi. Saya bilang sekarang cek lab. Temuan itu ada beras masuk lagi ke Bulog nah itu termasuk supliernya pasti anggota saya pasti bermain. Saya tidak ingin itu,” tutup Buwas.