Pangdam: Bima Merupakan Salah Satu Pusat Perkembangan Islam di Nusantara

No Comment Yet

“Secara Historis, Wilayah Bima merupakan salah satu pusat perkembangan Islam di Nusantara, terbukti dengan tegak dan kokohnya sebuah kesultanan yaitu Kesultanan Bima”

Mata-Hukum, Kota Bima – Panglima Kodam IX/ Udayana Mayjen TNI Sonny Aprianto, Memimpin Upacara Hari Santri Nasional ke 7 Tahun 2022 yang dilaksanakan di Lapangan SMAN 4 Kota Bima Kelurahan Penatoi Kecamatan Mpunda Kota Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat, Sabtu 22 Oktober 2022.

Upacara Hari Santri Nasional Ke 7 Tahun 2022 diikuti oleh Santri Kota dan Kabupaten Bima diwarnai berbagai macam kegiatan diantaranya Tari Kipas dari Pondok Pesantren Baitul Ilmi Kota Bima, atraksi bela diri dari perguruan bela diri INKAI, Taekwondo, Tarung Drajat dan Pencak Silat.

Para santri membetangkan bendera merah putih saat acara Hari Santri Nasional ke 7 Tahun 2022 yang dilaksanakan di Lapangan SMAN 4 Kota Bima.       (matahukum/Dadi S)

Mengawali amanatnya, Pangdam menyampaikan sebagai insan yang beriman dan marilah kita bertaqwa, senantiasa memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkah, rahmat, dan perlindungan-Nya pada hari yang berbahagia ini kita masih diberikan kesehatan, kekuatan dan kesempatan melaksanakan acara sehingga dapat memperingati Hari Santri tanggal 22 Oktober 2022 di Kota Bima.

“Dipilihnya Kota Bima sebagai tempat Upacara Peringatan Hari Santri Tahun 2022 ini, karena Bima memiliki masyarakat yang religius, Bima dulu secara historis merupakan salah satu pusat perkembangan Islam di Nusantara yang ditandai dengan tegak kokohnya sebuah kesultanan, yaitu kesultanan Bima,” terangnya.

Islam tidak bersifat elitis yang hanya mengacu pada peraturan-peraturan formal-normatif serta pada segelintir orang saja, melainkan bersifat populis, menjadi urat nadi dan darah daging masyarakat serta menjadi kultur masyarakat Bima.

“Adapun tema yang diangkat pada peringatan Hari Santri 2022 yaitu “Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan” yang mengandung makna bahwa Santri dalam sejarahnya selalu terlibat aktif dalam setiap fase perjalanan Bangsa Indonesia, Ketika Indonesia memanggil, Santri tidak pernah mengatakan tidak, Santri selalu mendarmabaktikan hidupnya untuk bangsa dan Negara,” jelasnya

Perlu diketahui bersama, dalam perjuangan merebut dan mempertahankan Indonesia, TNI tidak bisa terpisahkan dari Santri, Garis perjuangan mulia Jenderal Soedirman sebagai seorang Panglima Besar tidak lepas dari kehidupan masa kecilnya, dimana jiwa serta raganya dibentuk oleh lingkungan keluarga yang taat menghayati ajaran Islam.

Panglima Kodam IX/ Udayana Mayjen TNI Sonny Aprianto, berfoto bersama jajaran Forkompinda usai  
Saat Hari Santri Nasional ke 7 Tahun 2022 yang dilaksanakan di Lapangan SMAN 4 Kota Bima.       (matahukum/Dadi S)

“Soedirman dilahirkan di Kampung Bodas, Dukuh Rembang, Karangjati, Purbalingga, Jawa Tengah pada 24 Januari 1916. Setelah ditinggalkan selamanya oleh ayahanda tercinta, Soedirman diasuh dan dididik oleh pamannya dengan pelajaran agama secara ketat di bawah bimbingan Kyai Haji Qahar. Dalam perjalanan karirnya, Soedirman diangkat menjadi guru oleh para tokoh dan ulama untuk mengajar di HIS (Hollandsch Inlandsche School),” ungkapnya

Lanjut Pangdam, Soedirman dikenal sebagai sosok yang adil dan sabar dalam mendidik murid-muridnya. Pada saat Soedirman berkunjung untuk silaturahmi ke pesantren Kyai Busyro di Banjarnegara, saat berhadapan dengan Soedirman, Kyai Busyro menangkap sebuah firasat dan menyarankan agar Soedirman tinggal sementara waktu di pesantren. Mulai saat itu Soedirman resmi menjadi Santri di pesantren asuhan Kyai Busyro Syuhada.

“Dari Sejarah itulah, Panglima Besar Jenderal Soedirman merupakan Bapak TNI yang mengenyam pendidikan menjadi seorang Santri di Pesantren, sehingga TNI dengan Santri mempunyai hubungan yang sangat erat, tidak terpisahkan ibarat air dengan ikan,” tegasnya.

Sejarah kemerdekaan Indonesia, Santri dengan semangat tinggi memenuhi panggilan Ibu Pertiwi. Santri dengan segala kemampuannya bisa menjadi apa saja, mengasosiasikan Santri tidak hanya dengan bidang ilmu keagamaan saja, namun sekarang telah merambah ke berbagai bidang profesi, memiliki bermacam-macam keahlian, bahkan menjadi pemimpin negara.

“Meskipun bisa menjadi apa saja, Santri tidak melupakan tugas utamanya, yaitu menjaga agama itu sendiri. Santri selalu mengedepankan nilai-nilai agama dalam setiap perilakunya. Bagi Santri, agama adalah mata air yang selalu mengalirkan inspirasi-inspirasi untuk selalu menjaga martabat kemanusiaan, menjunjung tinggi nilai-nilai agama serta nilai-nilai kemanusiaan,” imbuhnya.

Peringatan Hari Santri bukanlah milik para Santri semata, Hari Santri adalah milik kita semua, milik semua komponen bangsa yang mencintai tanah air, milik mereka yang memiliki keteguhan dalam menjunjung nilai kebangsaan.

“Karena itu, saya mengajak semuanya, untuk turut serta merayakannya. Melalui momen Peringatan Hari Santri Tahun 2022 ini, mari kita bersama-sama mendoakan para pahlawan terutama dari kalangan Ulama, Kyai dan Santri yang telah syahid di medan perang demi kemaslahatan bangsa dan agama. Semoga arwah para pahlawan bangsa mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT, Amin,” ajaknya.

Mengakhiri amanatnya, Pangdam IX/Udayana menyampaikan terima kasih kepada seluruh elemen masyarakat Indonesia khususnya NTB yang hari ini sedang bersuka cita merayakan Peringatan Hari Santri 2022. Selamat Hari Santri 2022, Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan….!!!.

Dalam konferensi persnya kepada media usai pelaksanaan upacara, Pangdam menyebutkan bahwa dirinya bersama Danrem 162/WB dan Kapolda NTB sengaja datang ke Kota Bima di NTB untuk mengajak seluruh Santri dalam mengisi kemerdekaan dengan berprofesi di segala bidang serta menghilangkan stigma yang menghubungkan dengan hal-hal negatif untuk kedaulatan NKRI.

Atraksi para santri saat acara Hari Santri Nasional ke 7 Tahun 2022 yang dilaksanakan di Lapangan SMAN 4 Kota Bima.       (matahukum/Dadi S)

Turut hadir dalam kegiatan tersebut diantaranya Kapolda NTB, Irjen Pol. Drs. Djoko Poerwanto, Danrem 162/WB, Brigjen TNI Sudarwo Aris Nurcahyo S. Sos,MM, Asintel Kasdam IX/Udy, Kol. Arm. Sarkistan Sihaloho, Danden Inteldam IX/Udy, Letkol. Kav. Alexander Achmad, Kanwil Kemenag Prov NTB, Dr. H. M. Zaidi Abdad, M.Ag, Bupati Bima Hj. Indah Damayanti S.E, Bupati Dompu H. Khader Jaelani, Dandim 1608/Bima, Letkol Inf. Muhammad Zia Ulhaq,S.Sos, Dandim 1614/Dompu, Letkol Inf. Taufik,S.Sos, Kapolresta Bima, AKBP Rohadi S.I.K, Kapolres Bima, AKBP Heru Sasongko S.I.K, Direktur Deradikalisasi BNPT Prof. Irfan Idris, MA, Walikota Bima H. Muhammad Lutfi, Ketua ormas, Ketua Yayasan, dan Pimpinan Ponpes Se Kota/Kabupaten Bima. Dae Pansel/Nurul Ramdani/Firdaus

Farid Bima
Up Next

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *