Pemicu Aksi Demonstrasi Besar-Besaran, Siapa Enam Sandera Israel yang Ditemukan Tewas di Gaza?

0

“Pejabat senior Hamas menyatakan pada Minggu bahwa enam sandera Israel tersebut terbunuh sebagai akibat dari serangan udara Israel yang sedang berlangsung”

Mata Hukum, Jakarta – Para pengunjuk rasa di Israel menyerukan kesepakatan gencatan senjata untuk menjamin pembebasan sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza.

Unjuk rasa diadakan di seluruh Israel pada Minggu 1 September 2024 lalu. Sebelumnya, militer Israel mengumumkan penemuan enam jenazah dari terowongan bawah tanah di Rafah, Gaza selatan.

Lebih dari 1.000 orang berunjuk rasa di luar kantor perdana menteri. Mereka menuntut kesepakatan gencatan senjata dan pemulangan para sandera yang masih ditahan, bahkan jika harus menerima tuntutan Hamas untuk penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza.

Seorang wanita yang ikut dalam aksi unjuk rasa itu mengatakan perundingan sedang berlangsung, tetapi pemerintah Israel gagal membawa pulang para sandera dalam keadaan hidup. Ia mengatakan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tidak memprioritaskan pembebasan para sandera dan menunda kesepakatan itu.

Media Israel melaporkan bahwa serikat buruh dan pemerintah daerah mengadakan aksi mogok besar-besaran pada Senin (02/09/2024) untuk menekan pemerintah agar mencapai kesepakatan dengan Hamas.

Israel dan Hamas sepakat untuk melakukan jeda kemanusiaan dalam pertempuran di sejumlah wilayah yang menjadi tempat vaksinasi polio.

Namun, media Palestina melaporkan bahwa serangan bom Israel menewaskan dan melukai warga sipil di Gaza selatan dan daerah lainnya pada hari pertama vaksinasi. Sejumlah pihak masih memantau kemungkinan jeda pertempuran akan berlanjut pada hari kedua program vaksinasi di Gaza tengah.

Untuk diketahui bahwa penemuan kembali jenazah enam sandera Israel yang diculik oleh militan Palestina dalam serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober lalu telah memicu keterkejutan yang mendalam di Israel, membuat setengah juta orang turun ke jalan sebagai bentuk protes pada Minggu dan mendorong serikat pekerja terbesar untuk melancarkan pemogokan umum pada Senin, 2 September 2024.

Mereka merupakan sebagian dari 250 orang yang diculik dalam serangan tersebut, yang kemudian memicu serangan Israel di Gaza yang masih berlangsung.

Kementerian Kesehatan menyebutkan keenam orang tersebut ditembak mati antara 48-72 jam sebelum ditemukan oleh pasukan Israel.

Namun, seorang pejabat senior Hamas menyatakan pada Minggu bahwa enam sandera Israel tersebut terbunuh sebagai akibat dari serangan udara Israel yang sedang berlangsung. Ia menentang klaim tentara Israel bahwa Hamas mengeksekusi para sandera ketika mereka berada dalam tawanan, lapor Anadolu Agency.

“Yang membunuh orang-orang kami setiap hari adalah penjajah Israel dengan senjata Amerika. Para sandera yang ditemukan di Gaza tidak dibunuh oleh kami, melainkan oleh pengeboman Zionis yang tak henti-hentinya,” ujar Rishq dalam sebuah pernyataan.

Berikut adalah beberapa rincian tentang keenam sandera:

Hersh Goldberg-Polin

Goldberg-Polin, seorang warga Amerika-Israel berusia 23 tahun, adalah salah satu dari 40 orang yang disandera di sebuah festival dansa di luar ruangan – festival Nova – di mana ribuan orang berpesta pada dini hari tanggal 7 Oktober saat para penyerang menyerang.

Ia lahir di California, dan berimigrasi ke Israel bersama keluarganya pada usia tujuh tahun. Orang tuanya, Rachel Goldberg dan Jon Polin, berbicara di Konvensi Nasional Partai Demokrat AS pada bulan Agustus, Sang ibu menggambarkannya sebagai orang yang “periang, santai, suka humor, penuh rasa hormat, dan penuh rasa ingin tahu.”

Ia mengatakan bahwa ketika roket-roket mulai berjatuhan, ia berlindung bersama yang lain di tempat perlindungan dari bom di mana para penyerang melemparkan granat tangan. Lengan kirinya hancur sebelum dia diculik ke Gaza, katanya.

Dia muncul dalam sebuah video yang dirilis oleh Hamas pada 24 April yang menunjukkan dirinya dengan tangan yang diamputasi, menurut sebuah pernyataan dari The Hostages Families Forum.

Presiden AS Joe Biden berbicara dengan orang tuanya untuk mengucapkan belasungkawa.

Alexander Lobanov

Lobanov, 32 tahun, juga ditangkap di festival Nova, di mana dia bekerja sebagai manajer bar, menurut The Hostages Families Forum. Ia berasal dari kota Ashkelon, Israel.

“Kesaksian menunjukkan bahwa Alex membantu mengevakuasi orang-orang dan berlari bersama lima orang lainnya di hutan Be’eri. Sementara mereka melarikan diri, dia ditangkap,” kata pernyataan itu. Dia telah menikah dan merupakan ayah dari seorang anak berusia dua tahun dan seorang bayi berusia 5 bulan yang lahir ketika dia berada dalam tahanan.

Media Israel mengatakan bahwa dia adalah warga negara ganda Rusia. Setelah pertemuan dengan delegasi Hamas pada Januari lalu, kementerian luar negeri Rusia menyebutnya sebagai salah satu dari tiga warga negara Rusia yang ditahan oleh faksi-faksi Palestina, dan mendesak pembebasan warga sipil yang ditangkap pada 7 Oktober lalu.

Carmel Gat

Gat, 40 tahun, diculik dari rumah orangtuanya di Kibbutz Be’eri, yang merupakan salah satu daerah yang paling parah terkena dampak serangan Israel pada 7 Oktober lalu. Ibunya terbunuh dalam serangan itu, kata Forum Keluarga Sandera.

Gat berasal dari Tel Aviv dan merupakan seorang terapis okupasi yang “penuh dengan kasih sayang dan cinta,” katanya. “Setelah 50 hari tanpa ada tanda-tanda kehidupan, keluarga tersebut menerima kesaksian dari para sandera yang telah dikembalikan yang menggambarkannya sebagai malaikat pelindung mereka. Untuk bertahan hidup dalam penawanan, ia mengajari mereka meditasi dan latihan yoga,” katanya.

Almog Sarusi

Sarusi, 27 tahun, juga diculik dari festival Nova, yang ia hadiri bersama pacarnya, yang terbunuh dalam serangan tersebut, kata Forum Keluarga Sandera.

Dia berasal dari kota Ra’anana dan merupakan “orang yang bersemangat dan positif, yang senang bepergian keliling Israel dengan jip putihnya dengan gitarnya”, kata forum itu.

Eden Yerushalmi

Yerushalmi, 24 tahun, bekerja sebagai bartender di festival Nova, kata Forum Keluarga Sandera. Ketika sirene berbunyi, dia mengirimkan video tembakan roket kepada keluarganya dan mengatakan bahwa dia akan pergi. Dia menelepon polisi dan memohon kepada mereka untuk menemukannya.

“Selama empat jam setelah itu, dia berbicara dengan saudara perempuannya, May dan Shani, yang mendengar semua yang dia alami ketika dia mencoba melarikan diri. Kata-kata terakhirnya adalah, ‘Shani, mereka telah menangkap saya’,” menurut pernyataan Forum.

Dia ingin menjadi instruktur pilates.

Ori Danino

Danino, 25 tahun, ditawan di festival Nova ketika sedang dalam perjalanan pulang untuk membantu orang lain melarikan diri, menurut Forum Keluarga Sandera. Dia berasal dari Yerusalem dan berencana untuk memulai studi akademis di bidang teknik elektro. “Ori dikenal karena ambisinya, kecintaannya pada orang lain, dan dicintai oleh semua orang,” kata forum itu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *