Tragedi Itaewon, Korsel Menelan 153 Korban Jiwa, Sebanyak 141 Korban Berhasil Diidentifikasi

Korban tewas dan luka-luka dalam tragedi Halloween Itaewon di Seoul, Korea Selatan, Minggu 30 Oktober 2022 di evakuasi petugas. (Photo by Yelim LEE / AFP)
“Tragedi Itaewon saat pesta Halloween di Korea Selatan dan tragedi Kanjuruhan selepas pertandingan Liga 1 Arema FC vs Persebaya di Malang termasuk dua insiden massal terburuk di dunia 10 tahun terakhir”
Mata-Hukum, Jakarta – Korban jiwa tragedi maut di Distrik Itaewon, Seoul, Korea Selatan (Korsel) berjumlah 153 orang. Sebanyak 141 korban berhasil diidentifikasi.
Dilansir BBC, Senin 31 Oktober 2022 mayoritas korban ditemukan tewas setelah terinjak-injak. Dari 153 korban tewas, 141 orang diantaranya berhasil diidentifikasi dan dikabarkan pada pihak keluarga.
“Polisi mengatakan 141 dari 153 orang yang diketahui tewas telah diidentifikasi dan keluarga mereka telah diberitahu,” kantor berita Korea Selatan Yonhap melaporkan.
Selain itu, disebutkan 133 orang terluka, dan 37 lainnya menderita luka serius ujar pejabat setempat.
Untuk diketahui, warga membanjiri distrik klub malam Itaewon pada Sabtu 29 Oktober 2022 malam untuk menikmati perayaan Halloween pertama di Korea Selatan sejak batasan kerumunan dan aturan masker wajah yang diberlakukan oleh pandemi Covid dicabut.
Saksi mata mengatakan bahwa bahkan sebelum kekacauan terjadi, para pengunjung pesta sudah sangat padat di jalan-jalan sempit sehingga sulit untuk bergerak.
“Saya melihat orang-orang pergi ke sisi kiri dan saya melihat orang itu menuju ke sisi yang berlawanan. Jadi, orang yang di tengah macet, jadi tidak bisa berkomunikasi, tidak bisa bernapas,” kata Saksi Sung Sehyun dilansir dari CNN.
Video yang diposting ke media sosial menunjukkan orang-orang melakukan kompresi pada pengunjung pesta lainnya yang tergeletak di tanah saat mereka menunggu bantuan medis.

Tragedi Itaewon dan Kanjuruhan Termasuk 2 Insiden Massal Terburuk 10 Tahun Terakhir
Tragedi Itaewon saat pesta Halloween di Korea Selatan dan tragedi Kanjuruhan selepas pertandingan Liga 1 Arema FC vs Persebaya di Malang termasuk dua insiden massal terburuk di dunia 10 tahun terakhir. Adapun insiden massal (stampede) terburuk dekade ini terjadi di Mina, Arab Saudi, saat lempar jumrah dalam rangkaian ibadah haji 2015. Dikutip dari kantor berita AFP, berikut adalah daftar insiden massal dengan jumlah korban terbanyak selama 10 tahun ke belakang.
1. Tragedi lempar jumrah 2015 di Mina, 2.300 tewas

Pada 24 September 2015, insiden massal besar-besaran di lokasi lempar jumrah di Mina dekat Mekah menyebabkan sekitar 2.300 jemaah tewas. Ini merupakan bencana paling mematikan dalam sejarah haji. Iran, yang melaporkan 464 jemaahnya tewas, menuduh Arab Saudi gagal menyelenggarakan ibadah tahunan itu dengan benar. Beberapa jemaah juga menyalahkan penutupan jalan di dekat lokasi pelemparan batu sebagai penyebab insiden, serta mengeklaim petugas keamanan salah mengatur arus jamaah.
2. Tragedi Itaewon, sejauh ini 153 tewas

Pesta Halloween pada Sabtu 29 Oktober 2022 berujung tragedi Itaewon yang menewaskan 153 orang dan 150 korban luka hingga berita ini diunggah. Laporan lokal yang dikutip kantor berita AFP mengatakan, 100.000 orang memadati gang-gang sempit dan jalanan berliku di Itaewon untuk merayakan Halloween. Sebagian besar korban tewas di tragedi Halloween Itaewon adalah remaja berusia 20-an tahun dan dewasa muda.
3. Tragedi Kanjuruhan, 135 tewas

Pada 1 Oktober 2022, insiden massal di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, menewaskan 135 orang termasuk lebih dari empat puluh anak-anak. Polisi disalahkan karena mencoba membubarkan massa dengan gas air mata. Banyak korban yang panik terinjak-injak saat mencoba keluar dari pintu yang tertutup atau terlalu sempit. Sebanyak enam orang termasuk tiga polisi didakwa, dan Kapolda Jawa Timur Nico Afinta dicopot. Adapun Stadion Kanjuruhan akan direnovasi.
4. Festival agama India, 115 tewas

Pada 13 Oktober 2013, insiden massal di sela-sela festival keagamaan di dekat kuil distrik Datia, negara bagian Madhya Pradesh, India tengah, menewaskan sedikitnya 115 orang. Sebagian besar terinjak-injak atau tenggelam, dan lebih dari 110 lainnya terluka. Pada saat tragedi terjadi, sekitar 20.000 orang berada di jembatan atas Sungai Sindh. Menurut otoritas setempat, desas-desus tentang kemungkinan runtuhnya jembatan menyebabkan insiden massal ini.
5. Acara kembang api di Pantai Gading, setidaknya 60 tewas
Pada 1 Januari 2013, setidaknya 60 orang termasuk banyak anak-anak tewas terinjak-injak ketika kerumunan besar penonton meninggalkan distrik Plateau di ibu kota ekonomi Abidjan, setelah menghadiri acara kembang api Tahun Baru.
6. Pemakaman Jenderal Qasem Soleimani di Iran, 56 tewas

Pada 7 Januari 2020, insiden massal di Kerman, Iran tenggara, saat pemakaman Jenderal Iran Qasem Soleimani yang dihadiri oleh banyak orang mengakibatkan 56 korban tewas. Qasem Soleimani tewas pada 3 Januari oleh serangan drone AS di luar bandara Baghdad. Ia dianggap pahlawan dalam perjuangannya melawan kelompok ISIS di Irak dan Suriah.
7. Bentrokan di festival Ethiopia, setidaknya 52 tewas Pada 2 Oktober 2016, setidaknya 52 orang tewas menurut pihak berwenang–dan setidaknya 100 menurut oposisi–dalam insiden massal di Bishoftu, 50 kilometer tenggara ibu kota Addis Ababa. Bentrokan antara massa dan polisi saat festival tradisional Oromo Irreecha untuk menandai akhir musim hujan berujung ricuh.
8. Tragedi stadion Tanzania, 45 tewas Pada 21 Maret 2021, 45 orang tewas terinjak-injak di stadion Dar es Salaam, ibu kota ekonomi Tanzania, tempat diadakannya penghormatan kepada mendiang presiden John Magufuli.
9. Insiden ziarah di Israel, 45 tewas

Pada 30 April 2021, insiden massal ketika ziarah liburan Yahudi dari Lag Ba’omer ke Gunung Meron di Israel utara menewaskan sedikitnya 45 orang. Pertemuan publik terbesar di Israel sejak awal pandemi Covid-19 berujung kelam.
Dari berbagai sumber/matahukum/rid