Viral tentang Anthony Salim dan 10 Naga ‘Qarun’ Jokowi Versi Cak Nun

No Comment Yet

“Cak Nun: Karena Indonesia dikuasai oleh Firaun yang namanya Jokowi, oleh Qorun yang namanya Anthony Salim dan 10 naga. Terus Haman yang namanya Luhut”

Anthony Salim. (Istimewa)

Mata-Hukum, Jakarta – Beberapa waktu lalu, viral cuplikan video ceramah budayawan Emha Ainun Najib alias Cak Nun di media sosial. Dalam video tersebut, Cak Nun menyebutkan beberapa orang sebagai Firaun, Haman, dan Qorun.

“Karena Indonesia dikuasai oleh Firaun yang namanya Jokowi, oleh Qorun yang namanya Anthony Salim dan 10 naga. Terus Haman yang namanya Luhut,” sebut Cak Nun dalam cuplikan video tersebut, dikutip Sabtu (21/1/2023).

Presiden Jokowi. (Istimewa)

“Negara kita sesempurna dicekel oleh Firaun, Haman, dan Qorun. Itu seluruh sistemnya, seluruh perangkatnya, semua alat-alat politiknya sudah dipegang mereka semua. Dari uangnya, sistemnya, sampai otoritasnya, sampai apapun,” tambahnya.

Salah satu pernyataan yang menarik perhatian publik adalah Cak Nun yang menyebutkan Anthony Salim dan keberadaan 10 naga, bukan sembilan naga yang cukup populer.

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan. (Istimewa)

Perlu diketahui, Anthony Salim adalah pemilik Salim Group yang terkenal memiliki bidang usaha pangan yang menguasai pasar Indonesia. Beberapa merek terkenalnya adalah Indomie, Supermi, Sarimi, Bogasari, Bimoli, hingga Indomaret.

Maka dari itu, tidak heran bila Salim memiliki harta kekayaan sebesar US$7,5 miliar atau sekitar Rp113 triliun (kurs Rp15.075/US$). Angka kekayaan tersebut sukses membuatnya menyandang predikat orang terkaya kelima di Indonesia versi Forbes.

Usaha yang dirintisnya adalah warisan dari Bapaknya, pengusaha besar Indonesia bernama Liem Sioe Liong atau Sudono Salim.

Emha Ainun Najib alias Cak Nu. (Istimewa)

Menurut Richard Borsuk dan Nancy Chng dalam Liem Sioe Liong’s Salim Group: The Business Pillar of Suharto’s Indonesia (2014), Salim memulai bisnis di sektor impor barang dan menjadi pemasok barang tentara.

Berkat hal tersebutnya Liem berkenalan dengan mantan presiden kedua Indonesia, Soeharto. Keakrabannya dengan dengan Soeharto membawa berkah bagi Liem sebab sering terjadi simbiosis mutualisme. Soeharto yang melindungi Salim mendapat uang dari hasil bisnisnya yang makin makmur.

Anthoni Salim. (Istimewa)

Hubungan Salim-Soeharto menjadi contoh bagaimana hubungan antara penguasa dan pengusaha, yakni simbiosis mutualisme yang kemudian menjadi pola umum di masa Orde Baru. Menurut Sri Bintang Pamungkas dalam Ganti Rezim Ganti Sistim pada 2014, simbiosis mutualisme itulah yang melahirkan satu istilah ‘9 naga’.

‘9 naga’ adalah istilah yang disematkan oleh media untuk menyebut para pengusaha yang menguasai ekonomi Indonesia di masa Orde Baru. Ini bukan kelompok usaha atau organisasi sehingga tidak ada anggota yang pasti.

Kebanyakan pun hanya menerka-nerka anggota ‘9 naga’. Namun, beberapa nama lain, seperti Aguan juga disebut sebagai kelompok ‘9 naga’. Kalimat ‘menguasai ekonomi’ merujuk pada fakta ihwal besarnya gurita bisnis para pengusaha yang berdampak pada masyarakat Indonesia.

Meskipun orde baru runtuh, istilah ‘9 naga’ masih bertahan. Di berbagai media muncul nama Robert Budi Hartono, Rusdi Kirana, Sofjan Wanandi, Jacob Soetoyo, James Riady, Tommy Winata, Anthony Salim, dan Dato’ Sri Tahir yang disebut sebagai ‘9 Naga’ itu.

Beberapa nama di antaranya menjalani bisnis orang tua, seperti James Riady (pemilik Lippo Group yang didirikan Mochtar Riady) dan Anthony Salim.

Namun, Cak Nun menyebutnya sebagai Qorun atau Qarun. Qarun sebenarnya adalah salah satu cerita yang dijelaskan dalam Al-Quran.

Pada studi Zeki Saritoprak dalam The Story of Qarun (Korah) in the Qur’an and Its Importance for Our Times (Poverty and Wealth in Judaism, Christianity, and Islam (2016), Cerita bermula ketika saudara Musa, Qarun yang mendukung kekuasaan Firaun. Berkat mendukung Firaun, dia mendapat banyak harta dan dalam sekejap menjadi kaya raya.

Namun, ketika kaya raya Qarun menjadi sombong. Singkat cerita Tuhan murka dan menenggelamkan ke dalam tanah beserta seluruh hartanya.

“Saat ini, orang dapat berargumen bahwa untuk perkembangan manusia dan kondisi kehidupan yang baik, mengejar kekayaan tertentu diperlukan. […] Dengan menempatkan contoh Qarun kita diingatkan bahwa harta merupakan kendaraan menuju kebaikan sekaligus beban itu dapat menyesatkan pemiliknya,” tulis Zeki Saritoprak.

Ucapan Cak Nun itu hanyalah pendapat dan spekulasi pribadi. Faktanya, orang-orang yang termasuk ‘9 naga itu’ tidak bermain politik dan banyak juga yang fokus pada kegiatan filantropis.

Farid Bima
Up Next

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *